Oleh Yohanes Supriyadi
Tradisi lisan adalah cerita dan non cerita yang dituturkan secara langsung oleh nenek moyang suku Dayak secara turun temurun. Tradisi lisan ini sangat penting bagi kehidupan masyarakat Dayak, sebab dari tradisi lisan inilah dapat diketahui pemikiran, sikap, dan perilaku masyarakat Dayak. Selain itu dalam tradisi lisan ini mengandung filsafat, etika, moral, estetika, sejarah, seperangkat aturan adat, ajaran-ajaran agama asli Dayak, ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna, serta hiburan rakyat.
Kelompok Cerita:
1. Singara
Singara adalah cerita rakyat biasa yang berhubungan dengan situasi kehidupan di masyarakat. Cerita itu berupa cerita jenaka, cerita pelipulara, cerita binatang, dan cerita kasih sayang. Cerita jenaka misalnya cerita tentang Pak Ali-ali yang sangat kocak membuat tawa bagi yang mendengarkannya.Berikut ini contoh cerita Pa Ali-ali sedang mencari ikan sungai dengan bubu.
“Dimusim hujan ketika air sedang pasang, Pak ali-ali yang pemalas disuruh istrinya mencari ikan dengan menggunakan bubu. Awalnya Dia merasa enggan, tapi karena istrinya sering merengek-rengek akhirnya pak Ali-ali mengikuti keinginan istrinya. Malam ia mulai memasang bubu. Pagi harinya ketika diangkat, tak satupun ikan yang ia peroleh. Ia pun membawa bubunya kerumah dan melaporkannya ke pada istrinya. Istrinya marah-marah dan berkata : “ Dasar bodoooh kao Pak ali-ali, seko’ saluakng buta’ pun kao na’ namu. Dah…..kao gago’ agi ikatn ka’ sunge” Sambil menghukum Pak Ali-ali tidak diberi makan. Terpukul oleh kata-kata istrinya “sekok saluakng buta’ pun na’ namu” akhirnya ia pun pasang bubu lagi. Kali ini ia dapat ikan penuh satu bubu. Tapi begitu dicek satu persatu tidak satu seluangpun yang buta. Akhirnya semua ikan seluang dan ikan yang lain dilepaskannya lagi ke sungai.
2. Gesah
Gesah adalah cerita yang berhubungan dengan kepercayaan atau agama lama suku Dayak, sosok kepahlawanan, asal usul benda/ kehidupan manusia. Contoh gesah misalnya tentang Ne’ Baruakng Kulup dengan asal usul padi turun ke dunia. Gesah Ria Sinir yang terkenal dengan keberanian dan kesaktiannya. Gesah Pak Kasih yang berjuang merebut kemerdekaan.
3. Osolatn.
Osolath adalah kisah asal usul keturunan suatu suku, atau keluarga. Contoh Osolatn dapat dilihat pada asal usul kehidupan manusia di bumi menurut kepercayaan Dayak Kanayatn.
“Pada mulanya, pada perkawinan kosmis di Pusat Ai’ Pauh Janggi kemudian tercipta Kulikng Langit dua Putar Tanah (Kubah langit dan Kubah bumi), yaitu Sino Nyandong dan Sino Nyoba memperanakan Si Nyati Anak Balo Bulatn Tapancar Anak Mataari (Nyati Putri Bulan dan Putra Matahari). Memperanakan Iro-iro man Angin-angin ( Kacau Balau dan Badai), memperanakan Uang-uang man Gantong Tali (udara mengawang dan Embun menggantung), memperanakan Tukang Nange man Malaekat (Pandai Besi dan Bidadari), memperanakan Sumarakng Ai’ man Sumarakng Sunge (segala air dan segala sungai), memperanakan Tunggur Batukng man Mara Puhutn (Bambu dan Pepohonan) memperanakan Antuyut man Marujut (Akar-akaran dan Umbi-umbian) memperanakan Popo’ man Rusuk (Kesejukan Lumpur dan Tulang Iga). Kesejukan Lumpur adalah perempuan dan tulang iga adalah laki-laki. Selanjutnya Popo’ man Rusuk Memperanakan Anteber dan Guleber. Anteber dan Guleber inilah yang dipercaya sebagai nenek moyang Dayak Kanayatn. Setelah menjadi manusia, selanjutnya, Anterber dan Guleber melahirkan anak-anaknya dan kemudian dalam waktu cukup lama melahirkan anak cucu, sehingga dengan demikian, semakin banyaklah anak manusia di bumi”.
4. Batimang
Batimang adalah kegiatan yang bersifat hiburan atau pelipur hati atau bujukan oleh para orang tua untuk anak-anak. Batimang dilakukan pada saat senggang atau saat mau tidur. Batimang dapat dilakukan pada ungkapan pepatah, pantun atau lagu. Berikut ini contoh pepatah:
1. Abeh gi ka’ bahu, lajak udah bajalatn. Maksudnya Ia masih merencanakan sesuatu tapi rencananya sudah disebarluaskan.
2. Jantek siku siku tulakng takar. Maksudnya Perbuatan yang serba salah.
Batimang dalam bentuk lagu dapat dilihat dari syair batimang padi berikut ini:
Talinsikng papatn inge, tangilikng ka’ surambi
Nek Gasikng turutn pene, bakulilikng tangah sami’
Ansuit dalapm langko, nyingkubakng tongkoktn tanga’
Ne’ Ulit-ulit nyaru’ leko, Nek Baruakng maba pangka’
Nyingkubakng tongkotn tanga’, bakoro nangah sare
Nek Baruakng maba pangka’, baleko tangah pante
Bakoro nangah sare, tarad pulo bantatn
Baleko tangah pante, pangka’ tangah laman
Tarada pulo bantatn, barapi oncok limo
Pangka’ tangah laman, padi turutn ka talino
Barapi oncok limo, angkala’ pamumpunan
Padi turutn ka talino, pangka’ bakaturunan
Angkala’ pamumpunan, bajantok ka’ talidi
Pangka’ ba katurunan, Nek Tingkakok batimang padi
Bajantok ka talidi, satangkakng tama bubu
Nek Tingkakok batimang padi, padi atakng lalu baribu
Satangkakng tama’ bubu, baui raba pango’
Padi atakng lalu baribu, ia tama dalapm dango
Baui raba pongo, satangkakng batakng munukng
Padi tama’ dalapm dango, lalu atakng da’ Nek Untukng
Satangkakng batakng munukng, kandis bunga lada
Atakng da Nek Untukng, minta tulis ka Jubata
Kandis bunga lada, mampak kayunya raya
Minta’ tulis ka jubata, ia baranak menjadi raya
Karake’ ada sakojek, bajuntukng pucuk sangkuakng
Minta tele’ ka Nek Sijaek, minta unsur ka Nek Baruakng
5. Pantutn
Pantutn atau pantun merupakan cerita yang berisi nasihat, peringatan, dan kasih sayang. Pantun terdiri dari empat baris bersajak ab-ab, dua baris sampiran dan dua baris isi. Sampirannya menarik karena kata-katanya berasal dari lingkungan kehidupan. Pantun banyak dipraktekkan dalam kesenian jonggan, berkomunikasi di mototn dan menoreh getah. Tokoh pantun yang terkenal media elektronik yang berasal dari Desa Rees adalah Pak Namben dijuluki si raja Pantun. Berikut ini salah satu pantun hasil karyanya:
Tuhan dan Manusia
Beli gulamerah susah bawa galah
Ke sebuah lahan nabur palawija
Lagi muda gagah, Sudah tua lemah
Begitulah Tuhan mengatur manusia
Mahasiswa Tirakatan boleh jajan
Bahan gula sediakan niranya
Manusia diciptakan oleh Tuhan
Jangan lupa muliakan namaNya
Rupanya teman ngajak bergegas
Tunduk sembunyi rasa ditekan
Kuasa Tuhan tidak terbatas
Mahluk dan bumi Ia ciptakan
Agar menarik dan merdu didengar, pantun juga dapat dinyanyikan saat melakukan pesta adat , atau upacara syukuran lainnya. Biasanya pantun dinyanyikan pada jenis kesenian jonggan yaitu musik tradisional Dayak Kanayatn menggunakan gong, dau, duma, dan suling. Lagu-lagu yang sering dinyanyikan adalah Kayu ara, Kambang bapanggel, dan ma’inang serta banyak lagi lagu yang lain. Lagu-lagu itu merupakan lagu legendaris Dayak Kanayatn yang sangat digemari oleh semua kalangan baik tua maupun muda. Saat ini lagu-lagu itu dimodifikasi kedalam musik moderen.
6. Sungkaatn
Cerita dalam bentuk perumpamaan/pepatah disebut dengan sungkaatn. Perumpamaan atau pepatah yang dikaitkan dengan lingkungan sekitar tentang peringatan,penjelasan atau nasehat. Biasanya kata - kata yang digunakan adalah bahasa formal adat. Berikut ini adalah contoh sungkaatn.
1. Saenek-enek udas, paling ina’ tupe jejek ka’ dalapmnya. Maksudnya pada sebuah komunitas paling tidak satu orang menjadi pemimpinnya.
2. Suka mani’ ka’ Daya maksudnya sesorang yang selalu mengaku dirinya lebih hebat dari yang lain. Kebalikan dari pepatah ini adalah Suka mani ka’ ilir yang maknanya seseorang selalu merendahkan dirinya meskipun ia sesorang pemimpin.
7. Salong
Salong adalah cerita dalam bentuk sindiran atau ejekan terhadap suatu kebiasaan, atau perilaku yang kurang baik di masyarakat. Salong berusaha memperbaiki Sifat,perilaku, dan perbuatan yang tidak sesuai dengan adat atau kebiasaan yang berlaku umum. Contoh salong adalah sebagai berikut :
1). Sayang istri, dipukul
Sayang ke anak di tinggalkan ; maksudnya bekerja keraslah mencari nafkah untuk anak istri.
2). Ujatna’ abut koa ; maksudnya salong untuk anak yang menangis.
3). Angus padakng dinunu ; maksudnya kebohongan yang disampaikan dipercaya pendengar.
4). Katungo ka’ jauh katele’atn, Babotn ka’ samaknya nana’ ia tele’’ : Maksudnya kesalahan orang orang dibesar-besarkan, kesalahan sendiri ditutupi.
Kelompok Non Cerita
1. Sampore’
Sampore dilakukan dalam kehidupan sesorang yang berhubungan dengan rehablitasi hubungan yang pernah cacat. Sampore dilakukan dalam acara lenggang, liatn, dendo, bapipis, batampukng tawar, dan babuis (karena badi atau jukat)/
2. Lala’
Lala’ adalah pantangan bagi masyarakat Dayak Kanayatn dalam melakukan sesuatu baik itu pantang makan, melakukan sesuatu, dan mengucapkan kata - kata. Masa pantang bisa tiga hari, tujuh hari, 44 hari, dan seumur hidup diatur dalam tradisi masyarakat setempat. Tujuan lala’ adalah agar setiap anggota masyarakat terhindar dari bahaya, kekuatan meningkat, atau terkabulnya niat dalam pekerjaan.
3. Tanung.
Tanung merupakan tradisi masyarakat dalam menentukan jenis kegiatan misalnya membangun rumah, menetapkan mototn, mancari jalan terbaik dalam situasi gawat/perang. Upacara batanung akan memberikam suatu keyakinan tentang jenis kegiatan yang dapat dilakukan kemudian. Jenis tanung adalah tang ai’, tanung tali, tanung karake’, tanung sarakng pinang, dan tanung dapa’ layakng.
4. Baremah
Baremah adalah permohonan penutup atau ucapan syukur atas hasil pekerjaan, seperti pada baroah, babalak, muang rasi, bapipis, basingangi (niat). Kegiatan ini lebih bersifat pribadi atau bagian upacara keluarga.
5. Renyah
Renyah adalah bahasa dayak kanayatn dalam menyebutkan lagu atau nyanyian. Isi nyanyian berupa pantun yang sangat digemari oleh seluruh lapisan masyarakat dalam berkasih sayang, saling sindir, atau oleh orang tua menyampaikan pesan kepada anaknya. Renyah biasanya dilakukan pada saat ke mototn atau ke hutan.
6. Bacece’
Bacece adalah berunding di antara para tokoh, sanak keluarga, dan kerabat sekampung mengenai budi, hutang, atau hal lainnya dari orang tua/kepala keluarga/tokoh adat/tokoh masyarakat yang sudah meninggal dunia. Perundingan yang dipimpin oleh pemuka adat biasanya menghasilkan kesepakatan mengenai kejelasan dan tindakan yang dapat diambil bilamana perlu. Tujuannya agar arwah orang yang meninggal dapat lebih baik dan aman di surga, dan keluarga yang ditinggalkan dapat lebih tenang dan rukun.
7. Pangka’
Upacara adat pangka adalah upacara adat untuk memperingati Ne’ Baruakng Kulup merunkan padi ke dunia.Upacara ini biasanya dilakukan sebelum patahunan (masa ba mototn). Sebelum Upacara adat yang dipimpin oleh temenggung ini dilaksanakan , terlebih dahulu melakukan sembahyang bersama di panyugu setelah itu pangka’ gasing dimulai.
8. Mura’atn
Muraa’atn adalah berdoa agar sesorang tidak ditimpa mala petaka. Tradisi ini sifatnya pribadi perorangan.
9. Liatn
Liatn adalah upacara adat Dayak Kanayatn dalam bentuk magis dan sakral. Ditampailkan dalam bentuk tarian, doa, dan prosa berirama. Tujuan liatn adalah untuk pengobatan, membayar niat, dan lain-lain. Liatn dipimpin langsung oleh seorang dukun ahli liatn dan dibantu oleh seorang panyampakng serta beberapa panyangahatn. Jenis liatn berdasarkan pemampilannya adalah liatn daniang, liatn nyande, liatn bantal, dan liatn kanayatn. Perbedaan jenis liatn itu didasarkan pada irama serta kata-kata yang digunakan. Tiap jenis mempunyai tokoh tersendiri, misalnya liatan danian adengan tokoh Ne’ Sinede, dan Ne’ Lampede. Sedangkan pembagian jenis lian menurut tujuannya adalah liatn batama bohol, liatn ngaladak buntikng, liatn badingin, dan liatn ngangkat paridup. Misalnya liatn batama bohol bertujuan untuk memberi anak, sedaangkan liatn ngangkat paridup untuk memperbaiki patahunan yang gagal. Kegiatan upacara dalam liatn antara lain adalah nyangahatn dalam rumah, ngantar roba, ka’ ayutn, baramauan ngamok jalu, ka’ bawakng, bajampi, ka’ Jubata masaka, nyangahatn ngago’ sumangat, notor (memberi makan iblis jahat), ka’ dango bonto, ngalainse, ngungke, ka’ paramainan, dan baripakng. Waktu pelaksanaan antara lain sehari semalam, tiga hari tiga malam.Nilai seni tari dan lagu dalam liatn ini sangat menonjol yang diiringi alat-alat musik agukng, dau, dan tuma’ (gendang)
10. Mulo
Mulo adalah adat mengucilkan seseorang yang melakukan kesalahan berat kepada masyarakat adat Dayak.
11. Gawe
Gawe adalah upacara ucapan syukur. Gawe juga dilakukan untuk memulai kehidupan baru. Contoh gawe adalah gawe padi, gawe balak, dan gawe panganten.
12. Totokng
Upacara adat besar penerimaan kepala manusia hasil bakayo tempo dulu. Karena dalam pelaksanaannya menyangkut kehidupan dan hubungannya dengan lingkungan sehingga upacara nyangahatn dilakukan di setiap tempat kegiatan orang Dayak, misalnya di Panyugu, Panamukng (bukit/hutan rimba), Pasiyangan (tempat keramat asal usul nenek moyang beserta sejarahnya), sunge, tanga’ rumah, di atas pante, dan di dalam rumah. Semua tempat harus didatangi sebab kalau tidak kampung akan terkena bencana atau jukat. Totokng dipimpin oleh imam.
Saat ini upacara totokng jarang dilakukan, selain biayanya besar, upacaranya juga harus sesuai dari asal usul keluarga pengayau dan dari keturunan cerdik pandai adat. Selain itu ada kekawatiran terkena jukat.Sesuai denga tujuannya, totokng dibuat untuk penamaan pantak (topeng) guna menemukan asal usul suatu keturunan. Ada tiga tokoh Dayak yang dulu pembawa totokng yaitu: Bunsu, maniamas, dan Ure Nyabukng.
13. Nyangahatn
Bagian upacara dalam bentuk doa dalam adat dayak adalah nyangahatn. Upacara adat ini banyak digunakan dalam peristiwa adat seperti liatn, lala’remah, gawe, sampore’, dan mato’. Nyangahatn juga dilakukan saat bercerita sejarah kejadian asal usul. Tujuannya mengucap syukur mohon bimbingan dan perlindungan atau pemberitahuan kepada Jubata, Ne’ Panampa, Ne’ Daniang, terhadap kegiatan dalam bekerja. Nyangahatn dilengkapi dengan palantar (persembahan).
14. Dendo atau Lenggang
Bentuk upacara ini bukan berasl dari asli Kanayatn. Upacara ini dilakukan pada saat membayar niat. Kegiatan ini mirip dengan liatn tetapi dengan variasi dari luar yaitu melayu dan cina.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar